Selasa, 03 Juni 2014

HIPNOTIS

Berita mengenai korban hipnotis makin marak akhir-akhir ini. Korbannya bisa dari berbagai lapisan usia dan golongan. Mengapa fenomena hipnotis ini makin marak? Pertama, mudahnya mengakses cara-cara mempelajari hipnotis, bahkan gratis. Kedua, kegiatan hipnotis terangkat karena beberapa siaran televisi yang menayangkan praktek hipnotis. Sebut saja Uya Kuya dan Tommy Rafael yang menjadi master hipnotis. Tayangan mereka di televisi banyak diminati orang. Hipnotis atau hipnosis adalah teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain secara sengaja untuk masuk ke dalam kondisi yang menyerupai tidur, di mana seseorang yang terhipnotis bisa menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa perlawanan. Cara-cara mempraktekkannya bisa melalui media (seperti bandul) maupun tanpa media. Metode hipnotis ini ada dua macam, yaitu sleep trans hipnosis (korban dalam keadaan tidur) dan waking trans hipnosis (korban dalam keadaan mata terbuka). Ilmu lain yang mirip dengan hipnotis adalah gendam. Ilmu gendam adalah ilmu olah kebatinan yang digunakan untuk memanipulasi kehendak orang lain, kekuatan sebenarnya ada pada olah kebatinannya disertai keyakinan yang kuat, sehingga tercipta energi dahsyat yang dapat memanipulasi kehendak orang yang menjadi sasaran. Kedua ilmu ini banyak dipakai oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan dan tindak kejahatan. Para korbannya tanpa disadari menyerahkan benda-benda berharga seperti uang dan perhiasan, sesuai dengan yang diminta si penghipnotis atau si penggendam. Berbagai macam bentuk hipnotis atau gendam yang biasa dipakai: Melalui telpon atau handphone, si penelpon mengucapkan kata-kata yang diulang-ulang, sehingga di penerima telpon akan terhipnotis melalui kata-kata orang tersebut yang meminta untuk mentransferkan sejumlah uang ke rekening penelpon; Melalui tepukan di pundak. Orang yang ditepuk akan terkena gendam, dan menyerahkan semua barang berharganya kepada orang tak dikenal yang memintanya; Melalui asap rokok, di mana asap yang terhisap oleh seseorang akan membuatnya tak sadarkan diri dan menuruti kemauan si perokok tersebut; dan berbagai bentuk lainnya. Orang Kristen Kena Hipnotis Orang mungkin beranggapan, bahwa kalau dia seorang Kristen apalagi hamba Tuhan, maka otomatis tidak akan bisa menjadi korban hipnotis. Namun benarkah demikian? Dalam kenyataan di lapangan, justru salah satu korban hipnotis adalah seorang penginjil atau hamba Tuhan. Mengapa bisa terjadi? Bukankah ”... sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yohanes 4:4). Memang benar. Hanya saja bila kita perhatikan, kenyataannya ada juga hamba Tuhan yang menjadi korban. Dari permasalahan ini kita dapat berasumsi demikian: Pertama, jika kehidupan rohani kita tidak diisi oleh firman Allah dan doa, maka seorang hamba Tuhan pun dapat menjadi korban (bandingkan Matius 12:44-45). Kedua, apabila membuka celah dengan melakukan perbuatan berdosa, dan belum membereskannya di hadapan Tuhan. Ketiga, kehidupannya masih dikuasai kedagingan. Lebih menuruti keinginan daging daripada keinginan roh, disebut hamba Tuhan kedagingan. Keempat, mudah terbuai dengan bujukan kenikmatan dunia. Hanyut dengan kata-kata manis dan iming-iming si penghipnotis. Kelima, hidup tanpa dipimpin Roh Kudus, lebih mengandalkan kekuatannya sendiri. Firman Tuhan berkata dalam Yeremia 17:5 bahwa orang yang mengandalkan kepada kekuatannya sendiri itu terkutuk. Solusinya Sebenarnya jika anak-anak Tuhan, apalagi seorang hamba Tuhan, memiliki hubungan (relasionship) yang baik dengan Tuhan, dia tidak akan ”mempan” dihipnotis. Sebab ada kuasa ilahi yang melingkupi diri anak Tuhan tersebut. Ingat kisah dalam Ayub 1:10a ”Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya?” Jadi, orang yang menghipnotis itu sendiri yang akan termakan oleh ilmunya. Mereka yang selalu memiliki waktu bersaat teduh secara khusus, rohaninya akan diisi oleh firman Tuhan yang dibaca dan diberi kekuatan baru melalui doa yang dipanjatkan. Firman Tuhan dan Doa merupakan senjata rohani untuk melawan kuasa jahat, termasuk hipnotis. Menjaga hidup kudus dan senantiasa berjalan dipimpin Roh Kudus akan menghindari kita dari segala bentuk serangan si iblis yang memakai orang-orang bermaksud jahat pada kita. Dalam segala keadaan dan di manapun berada selalu waspada. Sebab kita tidak tahu pada waktu kapan atau di tempat mana ”musuh” menyerang kita. Sehingga kita terhindar dari jerat si jahat.

MENJADI ORANG BESAR

Hidup manusia penuh dengan sebuah pilihan. Tidak menentukan sikap pun merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk tidak memilih apa-apa. Memilih untuk menjadi orang besar pun merupakan suatu pilihan, yaitu pilihan untuk hidup di atas rata-rata. Tentunya keinginan saja tidak bisa membuat seseorang menjadi besar. Perlu dibarengi dengan sikap dan tekad dalam mewujudkan keinginan tersebut berupa tindakan yang mendukung identitas orang tersebut. Satu biji mangga yang ditanam di pekarangan rumah, beberapa waktu kemudian akan bertumbuh dengan sendirinya dan menghasilkan buah. Biji mangga ini harus mengalami suatu proses terlebih dahulu sebelum dia menjadi sebatang pohon mangga yang kuat dan kokoh. Waktu biji mangga ini bertumbuh mencapai tinggi 20-30 cm, dia harus menghadapi terpaan angin sepoi-sepoi. Tinggi 30-50 cm, menghadapi terpaan angin yang lebih keras dari sebelumnya. Dan sewaktu biji mangga yang telah berubah menjadi pohon mangga ini sudah mencapai 1,5 sampai 2 meter. Seseorang yang sebelumnya tidak dikenal orang, mendadak bisa menjadi orang terkenal. Seperti yang dialami oleh pemenang AFI Junior, Indonesian Idol, atau lainnya. Awalnya mereka hanya biasa saja, bahkan ada yang berprofesi sebagai pengamen jalanan, yang kemudian menjadi orang terkenal, disebabkan dia menang dalam kontes nyanyi seperti di atas. Mendadak hidupnya berubah menjadi orang terkenal. Di mana-mana orang mengenalnya. Bahkan bila dia melakukan kesalahan sekecil apapun, berita tersebut akan diekspos dalam seketika waktu. Sehingga banyak orang yang mengetahui kesalahan apa yang sudah dia perbuat. Menjadi orang besar "Untuk menjadi orang besar, bergaullah dengan orang besar dan berpikirlah seperti orang besar berpikir". Ungkapan ini mengandung arti demikian: Seseorang yang hidupnya mau dikenal sebagai orang besar, maka dia harus banyak bergaul dengan orang-orang besar, yang sudah terbukti keberhasilannya dalam bidang yang mereka geluti. Bila setiap harinya bergaul dengan orang-orang biasa-biasa saja, maka hidupnya pun akan biasa-biasa saja. Tetapi bila kita bergaul dengan orang-orang besar, maka kita bisa terbawa menjadi besar. Baik dari segi ucapan, pola berpikir, maupun sikap akan berubah menjadi layaknya seperti orang besar. Tidak lagi hidup dalam kehidupannya di masa lalu. Ada suatu cerita mengenai telor burung rajawali yang dierami oleh seekor induk ayam. Sewaktu telor ini menetas, anak rajawali itu keluar dan dibesarkan oleh ayam. Setiap hari dia berperilaku seperti seekor ayam. Mengais makanan dari sampah. Minum dari air selokan yang kotor dan bau. Makanannya adalah cacing. Bila langit akan turun hujan, dia akan lari terbirit-birit seperti seekor ayam. Suatu kali dia melihat seekor rajawali yang terbang tinggi menjulang di langit. Dalam hati rajawali kecil ini dia berkata, "coba kalau saya bisa terbang seperti burung itu, pasti menyenangkan sekali." Tapi keinginan hanyalah tinggal keinginan. Sampai akhir hidupnya, rajawali ini hidup seperti layaknya seekor ayam. Sebab tidak ada yang memberitahukan bahwa dia bukan seekor ayam, melainkan rajawali. Seringkali banyak orang berlaku seperti rajawali yang bodoh ini. Dia tidak mengetahui identitas sebenarnya. Saya mau katakan bahwa Saudara adalah orang yang besar. Mengapa? Sebab Tuhan Yesus yang kita miliki juga adalah Allah yang Mahabesar. Dia telah mengubah hidup kita dan memberikan masa depan yang penuh harapan. Tuhan akan membawa kita naik menjadi kepala dan bukannya ekor (Ulangan 28:13). Biarlah kita menyadari keberadaan kita yang sebenarnya. Tuhan Yesus memberkati.

HIPNOTIS......1

Dr. Nandor Fodor mendefinisikan hipnotisme sebagai suatu keadaan kesadaran tertentu yang dilakukan secara dibuat-buat dan yang membebaskan kekuatan bawah sadar dalam diri subjek sehingga menempatkan dirinya dalam suatu hubungan dengan yang menghipnotis, membuat dirinya menerima dan dengan sangat cermat melakukan saran-sarannya, apakah ketika dalam keadaan terhipnosis atau pascahipnosis, yang tidak bertentangan dengan naluri menyelamatkan diri sendiri dan moralitas yang terdalam, dan menghasilkan efek-efek fisiologis yang aneh, seperti anestesi dan pengendalian luar biasa atas proses organik dari tubuh. Dalam keadaan tertidur karena hipnotis, rangsangan untuk bangun ditahan dengan kuat, orang yang tertidur mendengar dan menjawab (Encyclopedia of Psychic Science, 1966: 77). Suatu definisi yang objektif dan tidak berorientasi pada fisik tentang hipnotis adalah keadaan tertidur yang mengizinkan terjadinya serangkaian respons perilaku yang luas terhadap rangsangan. Individu yang terhipnotis kelihatannya hanya mengindahkan komunikasi dengan penghipnotis .... Bahkan memori dan kesadaran tentang diri mungkin diubah melalui sugesti dan efek-efek sugesti dapat diperluas (pascahipnotis) ke dalam suatu aktivitas sadar yang kemudian (Encyclopedia Britannica, 1974: 133). Jika demikian, hipnotisme dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk menghasilkan suatu keadaan tertidur buatan atau mengurangi kesadaran. Hipnotisme digunakan dalam berbagai cara. Ada orang-orang yang mempraktikkan hipnotisme diri dengan mencoba untuk menghilangkan beberapa kebiasaan buruk dari dirinya atau menyimpan suatu keadaan yang lebih tenang dalam pikirannya. Ada praktisi agama tertentu yang mempraktikkan metode-metode ekstrim menghipnotis diri sebagai suatu usaha untuk membuat diri mereka tidak lagi peka terhadap rasa sakit karena ditusuk pisau di berbagai bagian tubuh mereka. Ada tukang sulap yang menggunakan hipnotis sebagai suatu cara untuk menghibur publik. Ada sekolah-sekolah yang mengizinkan pertunjukkan sulap di mana tukang sulap akan memanggil beberapa siswa untuk dihipnotis. Banyak dokter menggunakan hipnotis untuk mendiagnosis dan melakukan terapi dalam merawat penyakit. Gagasannya ialah untuk mengubah aspek-aspek negatif dari perilaku seseorang. Suatu penggunaan lain dari hipnotis oleh ahli kebatinan, yang sudah sangat umum, ialah sebagai suatu seni sihir untuk mengendalikan perilaku beberapa individu. Ada beberapa opini yang berbeda tentang kesahihan dan manfaat hipnotisme. Ada yang memandang hipnotisme sebagai sesuatu yang netral, tidak baik, dan tidak buruk. Sementara yang lain berargumentasi bahwa hipnotisme dapat bermanfaat untuk diagnosis dan terapi. Namun, ada juga orang yang memandang hipnotisme sebagai sesuatu yang merusak, apa pun kasusnya. Karena hipnotisme merupakan suatu serangan terhadap jiwa manusia. Walaupun ada dokter yang menggunakan hipnotisme untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit, ada suatu tingkatan asosiasi yang berbeda antara hipnosis dan okultisme. Lagipula, ada orang yang terlibat dalam tindak hipnotis tanpa sama sekali mengikuti pendidikan khusus, baik secara medis maupun kedokteran jiwa. Ia menggunakannya sekadar untuk unsur hiburan saja. Penggunaan hipnotis, baik sebagai bagian dari okultisme maupun secara tidak profesional, dapat memberikan dampak yang mengerikan. Pertimbangkan contoh berikut seperti yang diceritakan Kurt Koch dalam bukunya "Occult ABC" (Occult ABC, 97 -- 98).

HIPNOTIS.......2

Saya diminta untuk berbicara di beberapa pertemuan di sebuah gereja Baptis di Negara Bagian Maine. Ketika berada di sana, pendeta gereja tersebut menceritakan kisah tentang anak laki- lakinya kepada saya. Anak laki-lakinya sudah bertobat kepada Kristus pada usia enam belas tahun. Ia sudah dibaptis dan menjadi anggota di gereja tempat ayahnya melayani. Ia pergi menuntut ilmu di sebuah sekolah menengah umum yang jauhnya kira-kira enam puluh mil dari tempat kelahirannya. Pada akhir tahun pelajaran, sebuah kegiatan hiburan diadakan bagi siswa dan guru. Kepala sekolah mengundang beberapa penghibur yang mempertunjukkan berbagai bentuk tipuan dan ilusi. Salah satu hiburan yang mereka lakukan ialah mengundang 25 siswa ke atas panggung untuk dihipnotis. Salah satu dari siswa-siswa itu diberi sebuah kentang merah yang besar dan dikatakan kepada siswa tersebut bahwa kentang itu sebenarnya sebuah apel dan ia diizinkan untuk menyantapnya. Siswa tersebut memakan kentang merah itu dengan lahapnya. Kepada siswa pria lain, tukang sulap itu berkata, "Kau adalah seorang bayi dan ini adalah botol susumu yang harus kau minum." Siswa tersebut meminum air susu tersebut sampai tetes yang terakhir. Kepada siswa ketiga, tukang sulap itu berkata bahwa cuaca sangat panas dan siswa itu kini ada di sisi sebuah danau dan ia dapat berenang sekarang. Siswa tersebut melepaskan pakaiannya dan berganti dengan pakaian renang. Semua acara ini menimbulkan tertawaan dan sambutan meriah dari penonton. Kepada anak laki-laki pendeta itu, tukang sulap itu berkata "Kau berada di sebuah arena pacuan kuda dan kudamu memiliki kesempatan untuk menang." Pemuda itu mulai menunggangi sebuah kursi yang ditempatkan di atas panggung seolah-olah ia sedang menunggangi seekor kuda. Ketika acara hiburan itu sudah berakhir, tukang sulap itu melepaskan mereka dari pengaruh hipnotis, semua kecuali anak pendeta tersebut yang tidak dapat dipulihkan dari kesadaran. Kepala sekolah itu menjadi sangat marah. Tetapi walaupun tukang sulap itu sudah berusaha mati-matian, ia tidak dapat menyadarkan anak itu dari pengaruh hipnotisnya. Tak ada yang bisa dilakukan lagi selain membawanya ke rumah sakit. Sebuah mobil ambulans menjemput anak itu ke rumah sakit di mana lima dokter spesialis mencoba untuk menyadarkan anak itu. Mereka ternyata tidak mampu. Ayah anak itu tidak diberitahu sampai enam hari kemudian. Begitu mendengar kabar tentang anaknya, ia langsung pergi ke rumah sakit dan membawa anaknya pulang. Kemudian pendeta itu teringat akan dokter keluarganya yang langsung datang. Dokter itu dengan marah berkata, "Seandainya ia adalah anak saya, saya akan menuntut kepala sekolah dan tukang sulap itu ke pengadilan." Pendeta dan istrinya berdoa selama beberapa hari, tetapi tidak ada perubahan apa pun. Tiba-tiba pendeta itu memperoleh gagasan untuk memerintahkan dalam nama Yesus. Ia memandang dengan iman kepada salib Kristus di Bukit Kalvari dan berseru, "Dalam nama Yesus Kristus, Anak Allah, aku perintahkan segala kuasa kegelapan untuk undur dari anakku." Seketika itu juga pengaruh hipnotis itu dipatahkan. Akhirnya, pacuan kuda itu berakhir.

HIPNOTIS ...3

Karena ada banyak contoh mengenai kasus hipnotis yang berakhir dengan bencana, George McDowell dan Don Steward dalam bukunya, "Handbook of Today`s Religions" (1983), dengan tegas memperingatkan agar kita semua menjauhi diri dari segala bentuk hipnotisme, baik dalam selubung hiburan maupun dalam bentuk okultisme. Jika seseorang mengizinkan dirinya dihipnotis, sebaiknya ia berada dalam situasi yang terkendali di bawah pimpinan dokter yang berkualitas dan berpengalaman. Pikiran manusia bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan sehingga membiarkan seseorang menguasainya. Hipnotis sebenarnya hanya bisa dipakai untuk tujuan yang sangat terbatas. Bahkan Encyclopedia Britannica yang sekuler pun memperingatkan hal ini. Meskipun dibutuhkan sedikit keterampilan untuk melakukan praktik hipnotis, latihan yang memadai dibutuhkan untuk menilai apakah hipnotisme merupakan suatu teknik perawatan yang tepat. Dan jika demikian halnya, bagaimana cara itu seharusnya dijalankan dengan baik dan benar. Bila digunakan dalam konteks perawatan medis, hipnotis seharusnya tidak boleh dilakukan oleh individu-individu yang tidak memiliki kompetensi dan keterampilan untuk memperlakukan masalah seperti itu tanpa penggunaan hipnotis. Untuk alasan ini, "aliran-aliran" atau "lembaga-lembaga" hipnotis tidak dapat menyediakan latihan yang dibutuhkan bagi individu-individu yang kurang memiliki latar belakang ilmiah yang lebih umum dan kualifikasi teknis dalam profesi penyembuhan .... Bila digunakan secara salah, hipnotis bahkan akan semakin menambah penderitaan kejiwaan dan memperberat penyakit pasien. Demikianlah, seseorang yang menderita tumor otak yang belum diketemukan mungkin akan mengorbankan hidupnya di tangan seorang praktisi hipnotis yang telah berhasil meredakan sakit kepalanya dengan sugesti hipnosis, yang dengan demikian memperlambat operasi yang seharusnya sudah dilaksanakan. Latihan diagnostik dan keterampilan terapeutik merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menghindari bahaya penggunaan hipnotis yang tidak tepat dan kemungkinan berbahaya (Encyclopedia Britannica, 1974: 139). Alkitab mengatakan, "Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun" (1Kor. 6:12). Kita tidak perlu dikuasai oleh kuasa sugesti dari orang lain.

Minggu, 06 April 2014

JANGAN PADAM KAN ROH MU

Pengertian kata Roh di dalam kitab Tesalonika bukan hanya berbicara mengenai Roh kudus saja, tetapi Roh di dalam diri kita juga. Kata Roh dalam bahasa Yunani adalah Pneuma dan dalam bahasa Ibrani adalah Ru'ach yang artinya adalah manusia batiniah. Ketika kesadaran seseorang akan Roh Tuhan padam, kita akan berjalan menurut pikiran kita. Tetapi jika roh kita tidak padam, kita akan berjalan selaras dengan pikiranNya Tuhan. Tuhan berkata Roh manusia adalah pelita yang menyeliputi sampai dasar hati kita. Salah satu penyebab Roh kita padam adalah: Mengalami Masalah yang Bertubi – tubi. Masalah terus datang sehingga kita menjadi lemah dan tidak bisa berdoa lagi. Terkadang kita tidak menyadari bahwa Tuhan mendatangkan masalah yang bertubi – tubi agar kita semakin mendekat dan berharap kepada Tuhan Yesus. Karena Masa Lalu Akar kepahitan yang dimiliki di masa lalu tidak dihilangkan. Saat kita teringat kembali akan masa lalu tersebut membuat kita marah dan kecewa sehingga akan berpengaruh kepada api Roh kita. Rahasia untuk melupakan masa lalu adalah jangan diingat lagi yang terdahulu, kita hidup di masa sekarang bukan masa lalu. Tidak Mempunyai Lingkungan yang Menolong Karena tidak mempunyai sahabat yang mendukung dan menolong hidup kita. Oleh karena itu komunitas sangat penting agar bisa menopang kita di saat kita lemah. Mendapat Perlakuan yang Tidak Disukai Roh kita bisa padam saat kita mendapat perlakuan yang menyakitkan hati kita. Perdalam rasa mengasihi kita karena kasih menutupi segala sesuatu. Salah Mengerti dengan Tuhan Kita mudah kecewa karena tidak melihat dari sisi pandang Tuhan sehingga mengakibatkan kita kecewa dengan Tuhan. Sesekali coba kita siapkan waktu untuk merenungkan apa maksud dari yang Tuhan perbuat dalam hidup kita. Akan terjadi beberapa hal apabila Roh kita padam, yaitu : Menjadi Cepat Menyerah Saat roh kita padam kita tidak lagi mempunyai kekuatan, tidak bisa lagi mendengar firman. Walaupun kita adalah orang Kristen yang rajin gereja, tetapi Roh kita lemah. Tetapi apabila Roh kita menyala kita akan menyentuh sorga, mendapatkan kekuatan baru sehingga firman Tuhan bisa tertanam di dalam hati kita. Menjadi orang Kristen jiwani Akibat Roh yang padam maka kita akan menjadi orang Kristen jiwani, yang peka bukan terhadap Roh tapi terhadap ucapan manusia. Roh sudah tidak memiliki kekuatan, sehingga jiwa kita yang menjadi dominan dan kita menjadi orang yang lebih cepat tersinggung, tersakiti, dan rasio kita lebih berjalan daripada iman kita kepada Tuhan. Selalu hidup dalam Pergumulan Hidup di dalam pergumulan yang tidak ada habisnya karena Roh kita sudah tidak lagi di dalam Tuhan dan kita lebih mengandalkan kekuatan diri kita sendiri daripada kekuatan Tuhan. Bosan ke Gereja Tidak dapat merasakan hadirat Tuhan di gereja karena menjadi mati rasa di dalam Roh. Bagaimana supaya Roh kita tidak padam? Segera Cari Tuhan ( Taw 20 :1-3) & (2 Sam 21:1) Berdoa Bersama Keluarga (2 Taw 20:13) Mengembangkan hidup yang mengucap syukur Marilah kita memiliki Roh yang menyala – nyala dan janganlah padamkan Roh. Karena Roh mempengaruhi seluruh aspek dalam kehidupan kita. Bersama – sama mari kita praktekkan beberapa hal di atas agar kita bisa memiliki Roh yang senantiasa menyala sehingga kita semakin berkenan di hadapan Tuhan.Amiiinnnn.. "TUHAN YESUS MEMBERKATI"

Selasa, 25 Maret 2014

PENDARAHAN MENJELANG MENOPAUSE

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL (DISFUNGSIONAL UTERINE BLEEDING Definisi Perdarahan uterus disfungsional (PUD) adalah perdarahan uterus abnormal yang didalam maupun diluar siklus haid, yang semata-mata disebabkan gangguan fungsional mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-ovarium-endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi. PUD paling banyak dijumpai pada usia perimenars dan perimenopause. Batasan Perdarahan Uterus Abnormal BATASAN POLA ABNORMALITAS PERDARAHAN Oligomenorea Perdarahan uterus yang terjadi dengan interval > 35 hari dan disebabkan oleh fase folikuler yang memanjang. Polimenorea Perdarahan uterus yang terjadi dengan interval < 21 hari dan disebabkan oleh defek fase luteal. Menoragia Perdarahan uterus yang terjadi dengan interval normal ( 21 – 35 hari) namun jumlah darah haid > 80 ml atau > 7 hari. Menometroragia Perdarahan uterus yang tidak teratur, interval non-siklik dan dengan darah yang berlebihan (>80 ml) dan atau dengan durasi yang panjang ( > 7 hari). Amenorea Tidak terjadi haid selama 6 bulan berturut-turut pada wanita yang belum masuk usia menopause. Metroragia atau perdarahan antara haid Perdarahan uterus yang tidak teratur diantara siklus ovulatoir dengan penyebab a.l penyakit servik, AKDR, endometritis, polip, mioma submukosa, hiperplasia endometrium, dan keganasan. Bercak intermenstrual Bercak perdarahan yang terjadi sesaat sebelum ovulasi yang umumnya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen. Perdarahan pasca menopause Perdarahan uterus yang terjadi pada wanita menopause yang sekurang-kurangnya sudah tidak mendapatkan haid selama 12 bulan. Perdarahan uterus abnormal akut Perdarahan uterus yang ditandai dengan hilangnya darah yang sangat banyak dan menyebabkan gangguan hemostasisis (hipotensi , takikardia atau renjatan). Perdarahan uterus disfungsi Perdarahan uterus yang bersifat ovulatoir atau anovulatoir yang tidak berkaitan dengan kehamilan, pengobatan, penyebab iatrogenik, patologi traktus genitalis yang nyata dan atau gangguan kondisi sistemik. Epidemiologi Perdarahan uterus disfungsional tidak memiliki kegemaran untuk ras, namun dari segi umur yang paling umum yaitu pada usia ekstrim tahun reproduksi wanita, baik di awal atau mendekati akhir, tetapi mungkin terjadi pada setiap saat selama hidup reproduksinya. Sebagian besar kasus perdarahan uterus disfungsional pada remaja putri terjadi selama 2 tahun pertama setelah onset menstruasi, ketika sumbu dewasa mereka hipotalamus-hipofisis mungkin gagal untuk merespon estrogen dan progesteron. Etiologi Perdarahan uterus disfungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi, kelainan ini lebih sering dijumpai pada masa permulaan dan pada mssa akhir fungsi ovarium. Pada usia perimenars, penyebab paling mungkin adalah faktor pembekuan darah dan gangguan psikis1. Pada masa pubertas sesudah menarche, perdarahan tidak normal disebabkan oleh gangguan atau terlambat proses maturasi pada hipotalamus, dengan akibat bahwa pembuatanreleasing factor dan hormon gonadotropin tidak sempurna. Pada wanita dalam masa premenopasuse proses terhentinya proses ovarium tidak selalu berjalan lancar Perdarahan Uterus Disfungsional dapat dibedakan menjadi penyebab dengan siklus Ovulasi dan penyebab yang berhubungan dengan siklus anovulasi. Namun ada beberapa kondisi yang dikaitkan dengan perdarahan rahim disfungsional, antara lain : - Kegemukan (obesitas) - Faktor kejiwaan - Alat kontrasepsi hormonal - Alat kontrasepsi dalam rahim (intra uterine devices) - Beberapa penyakit dihubungkan dengan perdarahan rahim (DUB), misalnya: trombositopenia (kekurangan trombosit atau faktor pembekuan darah), Kencing Manis (diabetus mellitus), dan lain-lain - Walaupun jarang, perdarahan rahim dapat terjadi karena: tumor organ reproduksi, kista ovarium (polycystic ovary disease), infeksi vagina, dan lain-lain. Patogenesis Patologi PUD bervariasi. Gambaran penting salah satunya yaitu gangguan pada hipotalamus – pituitari – ovarium sehingga menimbulkan siklus anovulatorik. Kurangnya progesteron meningkatkan stimulasi esterogen terhadap endometrium. Endometrium yang tebal berlebihan tanpa pengaruh progestogen, tidak stabil dan terjadi pelepasan irreguler. Secara umum, semakin lama anovulasi maka semakin besar resiko perdarahan yang berlebihan. Ini adalah bentuk DUB yang paling sering ditemukan pada gadis remaja.Sekitar 90% perdarahan uterus difungsional (perdarahan rahim) terjadi tanpa ovulasi (anovulation) dan 10% terjadi dalam siklus ovulasi. Pada siklus ovulasi Perdarahan rahim yang bisa terjadi pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan dengan waktu menstruasi. Perdarahan ini terjadi karena rendahnya kadar hormon estrogen, sementara hormon progesteron tetap terbentuk. Ovulasi abnormal ( DUB ovulatori ) terjadi pada 15 – 20 % pasien DUB dan mereka memiliki endometrium sekretori yang menunjukkan adanya ovulasi setidaknya intermitten jika tidak reguler. Pasien ovulatori dengan perdarahan abnormal lebih sering memiliki patologi organik yang mendasari, dengan demikian mereka bukan pasien DUB sejati menurut definisi tersebut. Secara umum, DUB ovulatori sulit untuk diobati secara medis. Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation) Perdarahan rahim yang sering terjadi pada masa pre-menopause dan masa reproduksi. Hal ini karena tidak terjadi ovulasi, sehingga kadar hormon estrogen berlebihan sedangkan hormon progesteron rendah. Akibatnya dinding rahim (endometrium) mengalami penebalan berlebihan (hiperplasi) tanpa diikuti penyangga (kaya pembuluh darah dan kelenjar) yang memadai. Kondisi inilah penyebab terjadinya perdarahan rahim karena dinding rahim yang rapuh. Patofisiologi Pasien dengan perdarahan uterus disfungsional telah kehilangan siklus endometrialnya yang disebabkan oleh gangguan pada siklus ovulasinya. Sebagai hasilnya pasien mendapatkan siklus estrogen yang tidak teratur yang dapat menstimulasi pertumbuhan endometrium, berproliferasi terus menerus sehingga perdarahan yang periodik tidak terjadi. Schroder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum. Akibatnya, terjadilah hiperplasi endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan dan terus-menerus. Penelitian lain menunjukkan pula bahwa perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis endometrium, yaitu endometrium atrofik, hiperplastik, proliferatif dan sekretoris, dengan endometrium jenis non sekresi merupakan bagian terbesar. Pembagian endometrium menjadi endomettrium sekresi dan non sekresi penting artinya, karena dengan demikian dapat dibedakan perdarahan ovulatoar dari yang anovulatoar. Klasifikasi ini memiliki nilai klinik karena kedua jenis perdarahan disfungsional ini memiliki dasar etiologi yang berlainan dan memerlukan penanganan yang berbeda. Pada perdarahan disfungsional yang ovulatoar gangguan dianggap berasal dari faktor-faktor neuromuskular, hematologi dan vasomotorik, yang mekanismenya belum seberapa dimengerti, sedang perdarahan anovulatoar biasanya dianggap bersumber pada gangguan endokrin Gambaran Klinik Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa diramalkan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman sedangkan pada anovulasi merupakan kebalikannya.1Selain itu gejala yang yang dapat timbul diantaranya seperti mood ayunan, kekeringan atau kelembutan Vagina serta juga dapat menimbulkan rasa lelah yang berlebih. Pada siklus ovulasi Karakteristik PUD bervariasi, mulai dari perdarahan banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus. Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk menegakan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur sehingga siklus haid tidal lagi dikenali maka kadang-kadang bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa ada sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologi : 1. korpus luteum persistens : dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Dapat juga menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur. 2. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing faktor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan. 3. Apopleksia uteri: pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus. 4. Kelainan darah seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah. Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation) Perdarahan tidak terjadi bersamaan. Permukaan dinding rahim di satu bagian baru sembuh lantas diikuti perdarahan di permukaan lainnya. Jadilah perdarahan rahim berkepanjangan. Perdarahan ovulatoar Perdarahan ini merupakan kurang lebih 10% dari perdarahan disfungsional dengan siklus pendek (polimenorea) atau panjang (oligomenorea). Untuk menegakkan diagnosis perdarahan ovulatoar, perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong. Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasal dari endometrium tipe sekresi tanpa adanya sebab organik, maka harus dipikirkan sebagai etiologiya : 1. Korpus luteum persistens; dalam hal ini dijumpai perdarahan kadang-kadang bersamaan dengan ovarium membesar. Sindrom ini harus dibedakan dari kehamilan ektopik karena riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan panggul sering menunjukkan banyak persamaan antara keduanya. Korpus luteum persisten dapat pula menyebabkan pelepasan endometrium tidak teratur (irregular shedding). Diagnosa irregular shedding dibuat dengan kerokan yang tepat pada waktunya, yakni menurut Mc Lennon pada hari ke-4 mulainya perdarahan. Pada waktu ini dijumpai endometrium dalam tipe sekresi disamping tipe nonsekresi. 2. Insufisiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting, menoragia atau polimenorea. Dasarnya ialah kurangnya produksi progesteron disebabkan oleh gangguan LH releasing factor. Diagnosis dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok dengan gambaran endometrium yang seharusnya didapat pada hari siklus yang bersangkutan. 3. Apopleksia uteri; pada wanita dengan hipertensi dapat terjadi pecahnya pembuluh darah dalam uterus. 4. Kelainan darah, seperti anemia, purpura trombositopenik dan gangguan dalam mekanisme pembekuan darah. Perdarahan anovulatoar Stimulasi dengan estrogen menyebabkan tumbuhnya endometrium. Dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu, timbul perdarahan yang kadang-kadang bersifat siklis, kadang-kadang tidak teratur sama sekali. Fluktuasi kadar estrogen ada sangkut-pautnya dengan jumlah folikel yang pada suatu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum mengalami atresia, dan kemudian diganti oleh folikel-folikel baru. Endometrium dibawah pengaruh estrogen tumbuh terus, dan dari endometrium yang mula-mula proliferatif dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia kistik. Jika gambaran itu dijumpai pada sediaan yang diperoleh dengan kerokan, dapat diambil kesimpulan bahwa perdarahan bersifat anovulatoar. Walaupun perdarahan disfungsional dapat terjadi pada setiap waktu dalam kehidupan menstrual seorang wanita, tapi paling sering pada masa pubertas dan masa premenopause. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovulatoar, pada seorang wanita dewasa terutama dalam masa premenopasue dengan perdarahan tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang menahun, tumor-tumor ovarium dan sebagainya. Disamping itu stress dan pemberian obat penenang juga dapat menyebabkan perdarahan anovulatoar yang bisanya bersifat sementara. Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan umum dinilai adanya hipo/hipertiroid dan gangguan homeostasis seperti ptekie, selain itu perlu diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk kearah kemungkinan penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit menahun dan lain-lain. Pada pemeriksaan ginekologik perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik, yang menyebabkan perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu). Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah biopsi endometrium (pada wanita yang sudah menikah), laboratorium darah dan hemostasis, USG, serta radio immuno assay Anamnesis dan pemeriksaan klinis yang lengkap harus dilakukan dalam pemeriksaan pasien. Jika anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penyakit sistemik, maka penyelidikan lebih jauh mungkin diperlukan. Abnormalitas pada pemeriksaan pelvis harus diperiksa dengan USG dan laparoskopi jika diperlukan. Perdarahan siklik (reguler) didahului oleh tanda premenstruasi (mastalgia, kenaikan berat badan karena meningkatnya cairan tubuh, perubahan mood, atau kram abdomen ) lebih cenderung bersifat ovulatori. Sedangkan, perdarahan lama yang terjadi dengan interval tidak teratur setelah mengalami amenore berbulan – bulan, kemungkinan bersifat anovulatori. Peningkatan suhu basal tubuh ( 0,3 – 0,6 C ), peningkatan kadar progesteron serum ( > 3 ng/ ml ) dan atau perubahan sekretorik pada endometrium yang terlihat pada biopsi yang dilakukan saat onset perdarahan, semuannya merupakan bukti ovulasi. Pemeriksaan penunjang: 1. Pemeriksaan darah : Hemoglobin, uji fungsi thiroid , dan kadar HCG, FSH, LH, Prolaktin dan androgen serum jika ada indikasi atau skrining gangguan perdarahan jika ada tampilan yang mengarah kesana. 2. Deteksi patologi endometrium melalui (a) dilatasi dan kuretase dan (b) histeroskopi. Wanita tua dengan gangguan menstruasi, wanita muda dengan perdarahan tidak teratur atau wanita muda ( < 40 tahun ) yang gagal berespon terhadap pengobatan harus menjalani sejumlah pemeriksaan endometrium. Penyakit organik traktus genitalia mungkin terlewatkan bahkan saat kuretase. Maka penting untuk melakukan kuretase ulang dan investigasi lain yang sesuai pada seluruh kasus perdarahan uterus abnormal berulang atau berat. Pada wanita yang memerlukan investigasi, histeroskopi lebih sensitif dibandingkan dilatasi dan kuretase dalam mendeteksi abnormalitas endometrium. 3. Laparoskopi : Laparoskopi bermanfaat pada wanita yang tidak berhasil dalam uji coba terapeutik. Diagnosa Banding Perdarahan Uterus Abnormal. Kehamilan dan komplikasi kehamilan : Solusio plasenta Kehamilan ektopik Abortus Plasenta previa Penyakit trofoblas Medikasi & penyebab iatrogenik: Antikoagulan Antipsikotik Kortikosteroid Suplemen herbal Terapi sulih hormon AKDR Pil kontrasepsi Tamoxifen Penyakit sistemik : Hiperplasi adrenal dan penyakit Cushing “Blood Dyscrasia” (leukemia dan trombositopenia) Koagulopatia Penyakit hepar Supresi hipotalamik (stress, penurunan berat badan berlebihan, olah raga berlebihan) - Sindroma ovaripolikistik - Penyakit ginjal - Penyakit tiroid Patologi traktus genitalis : - Infeksi (servisitis, miometritis, endometritis) - Neoplasia - Kelainan anatomi jinak: (adenomiosis, mioma uteri, polip servik) - Lesi pra-ganas (displasia servik, hiperplasia endometrium) - Lesi ganas : (karsinoma servik sel skuamosa, adenokarsinoma endometrium, tumor ovarium penghasil estrogen, tumor ovarium penghasil testosteron, leiomiosarkom) - Trauma, benda asing, abrasi, kekerasan atau penyimpangan seksual Perdarahan uterus disfungsi (diagnosa per eksklusionum) Evaluasi Perdarahan Uterus Abnormal Langkah diagnostik Gejala, tanda dan tes Kelainan Anamnesa Nyeri panggul Mual, berat badan bertambah, sering buang air kecil, lesu Abortus, kehamilan ektopik, penyakit radang panggul (PID) , penyimpangan atau kekerasan seksual. Kehamilan Berat badan bertambah, rasa dingin berlebihan, sembelit, lesu. Berat badan menurun, berkeringat banyak, palpitasi Gusi mudah berdarah Ikterus, riwayat hepatitis Hirsuitisme, jerawat, acathoisis nigricans, obesitas Perdarahan pasca sanggama Galaktorea, nyeri kepala, gangguan visual Berat badan turun, stress, olah raga berlebihan Hipotiroidisme Hipertiroidisme Koagulopatia Penyakit hepar PCOS Displasia servik, polip endoservik Adenoma hipofise Supresi hipotalamus Pemeriksaan Fisik Tiromegali, berat badan naik,edema Tiroid mengeras, takikardia, berat badan turun, kelainan kulit Ikterus, hepatomegali Uterus membesar Uterus kaku dan melekat pada jaringan dasarnya. Masa adneksa Uterus tegang, gerakan servik terbatas Hipotiroidisme Hipertiroid Penyakit hepar Kehamilan, mioma uteri, karsinoma uterus Karsinoma uterus Tumor ovarium, kehamilan ektopik, kista ovarium Radang panggul, endometritis Pemeriksaan laboratorium β hCG Darah lengkap dan pemeriksaan faal pembekuan darah Tes fungsi hepar, prothrombine time Thyroid Stimulating Hormon-TSH Prolaktin Gula darah DHEA-s, testosteron bebas, 17 a hidroxyprogesteron (bila hiperandrogenik) Papaniculoau smear Tes pemeriksaan infeksi servik Kehamilan Koagulopatia Penyakit hepar Hipo / hipertiroid Adenoma hipofise DM Tumor ovarium / adrenal Displasia servik Servisitis, PID Pencitraan dan pengambilan sediaan jaringan Biopsi endometrium atau D & C USG transvaginal Sonohisterografi (saline infusion) Histeroskopi Hiperplasia, atipia atau adenokarsinoma Kehamilan, tumor ovarium / uterus Lesi intra uterus, polip endometrium, mioma submukosa Lesi intra uterus, polip endometrium, mioma submukosa Penatalaksaaan Tujuan penanganan perdarahan uterus disfungsional adalah untuk mengontrol perdarahan yang keluar, mencegah komplikasi, memperbaiki keadaan umum pasien, memelihara fertilitas dan menginduksi ovulasi bagi pasien yang menginginkan anak Terkadang pengeluaran darah pada perdarahan disfungsional sangat banyak. Sehingga penderita harus bed rest dan diberi transfusi darah. Pada usia premenars, pengobatan hormonal perlu bila tidak dijumpai kelainan organik maupun kelainan darah, gangguan terjadi selama 6 bulan atau 2 tahun setelah menarche belum dijumpai siklus haid yang berovulasi, perdarahan yang terjadi sampai mebuat keadaan umum memburuk. Setelah pemeriksaan ginekologik menunjukkan bahwa perdarahan berasal dari uterus dan tidak ada abortus inkomplitus, perdarahan untuk sementara waktu dapat dipengaruhi dengan hormon steroid. Dapat diberikan : a. Estrogen dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. Dapat diberikan estradiol dipropionat 2,5mg atau estradiol benzoat 1,5mg secara intramuskular. Kekurangan terapi ini adalah setelah suntikan dihentikan, perdarah timbul lagi. b. Progesteron, dengan pertimbangan bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi-progesteron 125mg, secara intamuskular atau dapat diberikan peroral sehari norethindrone 15mg atau medroksi-progesteron asetat (provera) 10mg, yang dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita masa puberas. Androgen berefek baik terhadap perdarahan disebabkan oleh hiperplasia endomentirum. Terapi ini tidak boleh diberikan terlalu lama, karena bahaya virilisasi. Dapat diberikan testosteron propionat 50 mg intramuskular yang dapat diulangi 6 jam kemudian. Pemberian metiltestosteron peroral kurang dapat efeknya. Androgen berguna pada perdarahan disfungsional berulang, dapat diberikan metil testosteron 5 mg sehari. Erapi oral lebih baik dari pada suntikan, dengan pedoman pemberian dosis sekecil-kecilnya dan sependek mungkin. Kecuali pada masa pubertas, terapi paling baik adalah dilatase kuretae. Tindakan ini penting untuk diagnosis dan terapi, agar perdarahan tidak berulang. Bila ada penyakit lain maka harus ditangani pula. Apabila setelah dilakukan kerokan perdarahan disfungsional timbul lagi, dapat diusahakan terapi hormonal. Pemberian estrogen saja kurang bermanfaat karena sebagian besar perdarahan disfungsional disebabkan oleh hiperestrenisme. Pemberian progesteron saja berguna apabila produksi estrogen secara endogen cukup. Dalam hubungan hal-hal tersebut diatas, pemberian estrogen dan progesteron dalam kombinasi dapat dianjurkan, untuk keperluan ini pil-pil kontrasepsi dapat digunakan. Terapi ini dpat dilakukan mulai hari ke-5 perdrahan terus untuk 21 hari. Dapat pula diberikan progeseteron untuk 7 hari, mulai hari ke ke-21 siklus haid. Pil kontrasepsi dapat menekan pertumbuhan endometrium, mengontrol sifat perdarahan, menurunkan perdarahan terus-menerus dan menurunkan resiko anemia defesiensi besi3. Bila setelah dialakukan kerokan masih timbul perdarahan disfungsional, dapat diberikan terapi hormonal. Pemberian kombinasi estrogen dan progestron, seperti pemberian pil kontrasepsi dapat digunakan. Terapi ini dapat dilakukan mulai hari ke 5 perdarahan sampai 21 hari. Dapat diberikan progesteron untuk 7 hari, mulai hari ke 21 siklus haid., Sebagai tindakan terakhir pada wanita dengan peredarahan disfungsional terus-menerus (meski telah kuretase) adala histerektomi. Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai kemungkinan kelainan organ, teryata tidak ditemukan penyakit lainnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai berikut: 1. Menghentikan perdarahan. 2. Mengatur menstruasi agar kembali normal 3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI YANG ANOVULATOIR Pil kontrasepsi oral digunakan untuk mengatur siklus haid dan kontrasepsi. Pada penderita dengan siklus haid tidak teratur akibat anovulasi kronik (oligo ovulasi), pemberian pil kontrasepsi mencegah resiko yang berkaitan dengan stimulasi estrogen berkepanjangan terhadap endometrium yang tidak diimbangi dengan progesteron (“unopposed estrogen stimulation of the endometrium”). Pil kontrasepsi secara efektif dapat mengendalikan perdarahan anovulatoir pada penderita pre dan perimenopause. Bila terdapat kontraindikasi pemberian pil kontrasepsi ( perokok berat atau resiko tromboflebitis) maka dapat diberikan terapi dengan progestin secara siklis selama 5 – 12 hari setiap bulan sebagai alternatif. PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSI OVULATOIR Terapi medikamentosa untuk kasus menoragia terutama adalah NSAID (asam mefenamat) dan AKDR-levonorgesterel (Mirena) Efektivitas asam mefenamat, pil kontrasepsi, naproxen, danazol terhadap menoragia adalah setara. Efek samping dan harga dari androgen (Danazol atau GnRH agonis) membatasi penggunaannya bagi kasus menoragia, namun obat-obat ini dapat digunakan dalam jangka pendek untuk menipiskan endometrium sebelum dikerjakan tindakan ablasi endometrium. Obat antifibrinolitik secara bermakna mengurangi jumlah perdarahan, namun obat ini jarang digunakan dengan alasan yang menyangkut keamanan ( potensi menyebabkan tromboemboli). Penatalaksanaan Medikamentosa PUD anovulatoir Obat Dosis Maksud Pil kontrasepsi Etinil estradiol 20 – 35 mcg + progestin monofasik tiap hari Pil 35 mcg 2 – 4 kali sehari selama 5 – 7 hari sampai perdarahan berhenti dan diikuti dengan penurunan secara bertahap sampai 1 pil 1 kali perhari dan dilanjutkan dengan pemberian pil kontrasepsi selama 3 siklus - Mengatur siklus haid - Kontrasepsi - Mencegah hiperplasia endometrium Penatalaksanaan perdarahan yang banyak namum tidak bersifat gawat darurat Progestin : Medroxyprogesteron asetat (Provera, Prothyra) 5 – 10 mg / hari selama 5 – 10 hari setiap bulan - Mengatur siklus haid - Mencegah hiperplasia endometrium Bila terapi medis gagal atau terdapat kontraindikasi maka dilakukan intervensi pembedahan. Terapi pilhan pada kasus adenokarsionoma adalah histerektomi, tindakan ini juga dipertimbangkan bila hasil biopsi menunjukan atipia. Penatalaksanaan pembedahan pada perdarahan uterus abnormal Tindakan Alasan Histeroskopi operatif Abnormalitas struktur intra uteri. Mimektomi (abdominal, laparoskopik,histeroskopik) Mioma uteri. Reseksi endometrial transervikal Terapi menoragia atau menometroragia resisten. Ablasi endometrium (thermal balloon/roller ball) Terapi menoragia atau menometroragia resisten dalam rangka penatalaksanaan perdarahan uterus akut yang resisten Embolisasi arteri uterina Mioma uteri. Histerektomi Hiperplasia atipikal, karsinoma endometrium. Menghentikan perdarahan. Langkah-langkah upaya menghentikan perdarahan adalah sebagai berikut: - Kuret (curettage). Hanya untuk wanita yang sudah menikah. Obat (medikamentosa) 1. Golongan estrogen. Pada umumnya dipakai estrogen alamiah, misalnya: estradiol valerat (nama generik) yang relatif menguntungkan karena tidak membebani kinerja liver dan tidak menimbulkan gangguan pembekuan darah. Jenis lain, misalnya: etinil estradiol, tapi obat ini dapat menimbulkan gangguan fungsi liver. Dosis dan cara pemberian: • Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 2,5 mg diminum selama 7-10 hari. • Benzoas estradiol: 20 mg disuntikkan intramuskuler. (melalui bokong) • Jika perdarahannya banyak, dianjurkan nginap di RS (opname), dan diberikan Estrogen konyugasi (estradiol valerat): 25 mg secara intravenus (suntikan lewat selang infus) perlahan-lahan (10-15 menit), dapat diulang tiap 3-4 jam. Tidak boleh lebih 4 kali sehari. Estrogen intravena dosis tinggi ( estrogen konjugasi 25 mg setiap 4 jam sampai perdarahan berhenti ) akan mengontrol secara akut melalui perbaikan proliferatif endometrium dan melalui efek langsung terhadap koagulasi, termasuk peningkatan fibrinogen dan agregasi trombosit. Terapi estrogen bermanfaat menghentikan perdarahan khususnya pada kasus endometerium atrofik atau inadekuat. Estrogen juga diindikasikan pada kasus DUB sekunder akibat depot progestogen ( Depo Provera ).2 Keberatan terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi. 2. Obat Kombinasi Terapi siklik merupakan terapi yang paling banyak digunakan dan paling efektif. Pengobatan medis ditujukan pada pasien dengan perdarahan yang banyak atau perdarahan yang terjadi setelah beberapa bulan amenore. Cara terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral ; obat ini dapat dihentikan setelah 3 – 6 bulan dan dilakukan observasi untuk melihat apakah telah timbul pola menstruasi yang normal. Banyak pasien yang mengalami anovulasi kronik dan pengobatan berkelanjutan diperlukan. 3. Golongan progesterone Pertimbangan di sini ialah bahwa sebagian besar perdarahan fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian obat progesterone mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium. Obat untuk jenis ini, antara lain: • Medroksi progesteron asetat (MPA): 10-20 mg per hari, diminum selama 7-10 hari. • Norethisteron: 3×1 tablet, diminum selama 7-10 hari. • Kaproas hidroksi-progesteron 125 mg secara intramuskular. 4. OAINS Menorragia dapat dikurangi dengan obat anti inflamasi non steroid. Fraser dan Shearman membuktikan bahwa OAINS paling efektif jika diberikan selama 7 hingga 10 hari sebelum onset menstruasi yang diharapkan pada pasien DUB ovulatori, tetapi umumnya dimulai pada onset menstruasi dan dilanjutkan selama espisode perdarahan dan berhasil baik. Obat ini mengurangi kehilangan darah selama menstruasi ( mensturual blood loss / MBL ) dan manfaatnya paling besar pada DUB ovulatori dimana jumlah pelepasan prostanoid paling tinggi.2 M engatur menstruasi agar kembali normal Setelah perdarahan berhenti, langkah selanjutnya adalah pengobatan untuk mengatur siklus menstruasi, misalnya dengan pemberian: Golongan progesteron: 2×1 tablet diminum selama 10 hari. Minum obat dimulai pada hari ke 14-15 menstruasi. Transfusi jika kadar hemoglobin kurang dari 8 gr%. Terapi yang ini diharuskan pasiennya untuk menginap di Rumah Sakit atau klinik. Sekantong darah (250 cc) diperkirakan dapat menaikkan kadar hemoglobin (Hb) 0,75 gr%. Ini berarti, jika kadar Hb ingin dinaikkan menjadi 10 gr% maka kira-kira perlu sekitar 4 kantong darah. Prognosis Terapi hormon biasanya mengurangi gejala. Selama tidak ada masalah dengan anemia(jumlah darah rendah),pengobatan dini menunjang prognosis yang baik. - Hindari pencetus Obesitas - Gaya hidup sehat KOMPLIKASI - Infertilitas dari kurangnya ovulasi - Parah anemia dari perdarahan haid berkepanjangan atau berat - Penumpukan dinding rahim tanpa perdarahan haid yang cukup (faktor kemungkinandalam perkembangan kanker endometrium)